Pages

Minggu, 19 Februari 2012

BAROKAH


Dalam suatu sore, selepas ngaji kitab fiqh, seorang santri yang telah lama mukim di pesantren tiba-tiba dipanggil oleh Kyainya. Dengan ketawadlu’annya, santri yang baru saja mandi ini bergegas menuju ndalem untuk menghadap sang Kyai. Diiringi rasa galau dan penuh tanda tanya, santri mengetuk pintu diiringi salam lirihnya.
“Assalamu’alaikum ………Pak Kyai??”
“Wa’alaikum salam, tafaddhal ijlis (silahkan duduk) !!”, jawab Sang Kyai
“Wonten nopo Kyai ?”, Tanya santri dengan tegang bercampur rasa takut.
“Begini nak, selama ini kamu sudah banyak mengabdikan waktumu untuk pesantren ini, maka sekarang sudah saatnya kamu menyempurnakan keislamanmu dengan mengikuti sunah Rosul-mu”
“Maksud Pak Kyai ??”, tanya santri dengan nada kebingungan
“Sudah saatnya kamu menikah dan membangun keluarga yang sakinah”. Dengan serius sang kyai menjelaskan
“Ini Saya pilihkan satu calon istri untukmu, Insyaallah dia sholehah.”, lanjut Kyai sambil menunjukkan foto gadis yang dimaksud.
“Maaf Kyai.,Saya kurang cocok dengan calon yang dimaksudkan Pak Kyai”, si santri menimpali
“Kecocokan itu akan muncul dengan sendirinya kelak setelah kalian menikah, nikahilah dia, insyaallah akan barokah”, jawab Kyai dengan nada membujuk.
“Oh..gitu ya…. Pak Kyai, berarti dengan menikahi dia nanti istri saya akan bertambah dan lebih baik. Maksud Kyai begitu??” si santri mulai semangat dengan pembicaraan.
“Maksudnya??!!”, sang Kyai bertanya balik kepada santri dengan penuh kebingungan, karena tidak paham dengan maksud santrinya.
“Kan Pak Kyai pernah menyampaikan, yang namanya barokah itu ziyadatul khoir (tambahan kebaikan), jadi kalau pernikahan saya membawa barokah, pasti nanti istri saya akan semakin bertambah, bukan begitu Pak Kyai..??, sahut si santri dengan penuh keyakinan.
“…………..???”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar